Kampung Akhirat (1) : Surga dan Neraka Telah Tercipta
Diantara akidah ahlussunnah wal jama’ah mengenai surga dan neraka adalah, meyakini bahwa surga dan neraka telah Allah ciptakan. Imam At Thohawi rahimahullah dalam bukunya “al Aqidah as Salafiyah“, yang dikenal dengan sebutan Aqidah Thahawiyyah, menjelaskan, “Surga dan neraka telah tercipta. Tidak akan pernah sirna. Karena Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan manusia. Allah telah menetapkan penghuni untuk keduanya. Sesiapa yang menginginkan surga, maka baginya surga, sebagai karunia Tuhan untuknya. Dan sesiapa yang menginginkan neraka, maka nerakalah untuknya, sebagai bentuk keadilanNya. Takdir amal manusia sesuai dengan kemudahan yang ia dapat dalam meniti dua jalan tersebut. Mereka berjalan sesuai ketetapan yang telah Allah takdirkan untuknya. Kebaikan dan keburukan, telah ditakdirkan atas hamba” (Syarah At Thahawiyyah, 440).
Kaum Mu’tazilah dan Qadariyah meyakini berbeda. Mereka mengatakan bahwa surga dan neraka belum tercipta saat ini. Karena bila Allah telah menciptakannya saat ini; padahal hari pembalasan belum terjadi, maka tentu ini sia-sia. Karena belum ada penghuninya. Dari alasan inilah kemudian mereka meyakini, bahwa surga dan neraka baru tercipta pada hari kiamat.
Tentu ini akidah yang keliru. Karena menyelisi dalil-dalil Alquran dan hadis. Dalam Alquran dan hadis telah dijelaskan secara jelas dan gamblang, bahwa surga dan neraka telah ada saat ini. Anda bisa menyimaknya pada bagian akhir tulisan ini.
Adapun mengenai alasan kaum Mu’tazilah dan Qadariyah yang menyatakan, “bila surga dan neraka telah tercipta dan telah ada saat ini, tentu Allah telah melakukan perbuatan sia-sia,” kerancuan ini muncul dari prinsip akidah mereka yang rusak. Dimana mereka lebih mendahulukan akal daripada dalil wahyu. Anggapan mereka, perbuatan dan ketetapan Allah itu, sama dengan perbuatan makhluk. Sehingga begitu mudah mereka menolak dalil wahyu, dengan alasan tidak logis. Padahal hal-hal seperti adalah tauqfi alias perkara gaib. Tidak mungkin dijangkau kecuali melalui dalil dari Alquran dan Sunah.
Ibnu Abil ‘iz Al Hanafi –rahimahullah– mengatakan,
فاتفق أهل السنة على أن الجنة والنار مخلوقان موجودان الآن، ولم يزل أهل السنة على ذلك، حتى نبغت من المعتزلة والقدرية، فأنكرت ذلك، بل ينشئهما الله يوم القيامة. وقالت: بل ينشئهما الله يوم القيامة. وحملهم على ذلك أصلهم الفاسد الذي وضعوا به شريعة لما يفعله الله، وأنه ينبغي أن يفعل كذا، ولا ينبغي له أن يفعل كذا. وقاسوه على خلقه في أفعالهم
“Ahlussunnah wal jama’ah sepakat, bahwa surga dan neraka telah tercipta dan telah ada saat ini. Mereka senantiasa berada dalam akidah ini, sampai munculah kaum Mu’tazilah dan Qadariyah, yang mengingkari keyakinan ini. Mereka mengatakan: Surga dan Neraka Allah ciptakan pada hari kiamat. Yang mendorong mereka berkeyakinan seperti ini, adalah, prinsip akidah mereka yang rusak dalam memahami syari’at Islam. Mereka menanyakan, “Mengapa Allah malakukan ini dan itu? Sepatutnya Allah melakukan ini dan ini. Ini tidak sepatutnya dilakukan oleh Allah.” Mereka telah menganalogikan perbuatan Allah dengan perbuatan manusia.” (Syarah At Thahawiyyah, 440).
Maha suci Allah dari apa yang mereka sangkakan. Tidakkah mereka telah mengafal firman Allah ‘azzawajalla,
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai” (QS. Al-Anbiya : 23).
Ayat-Ayat yang Menunjukkan Bahwa Surga dan Neraka Telah Tercipta
Allah ta’ala berfirman tentang neraka,
وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, telah disediakan untuk orang-orang yang kafir” (QS. Ali Imran : 131)
Imam Qurtubi rahimahullah berkata saat menafsirkan ayat ini,
وفي هذه الآية دليل على أن النار مخلوقة ردا على الجهمية ; لأن المعدوم لا يكون معدا
“Ayat ini dalil bahwa neraka telah tercipta. Ini sebagai bantahan terhadap kaum jahmiyah (Masuk dalam golongan Jahmiyah adalah Mu’tazilah. pent). Karena sesuatu yang belum ada, tidak akan pernah dijadikan janji” (Al-Jaami’ Li Ahkaamil Qur’an, 5/312).
Allah juga berfirman tentang neraka,
إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا(21 ) لِلطَّاغِينَ مَآبًا (22 )
“Sesungguhnya neraka Jahanam itu ada tempat pengintaian. Sungguh neraka Jahanam itu menjadi tempat tinggal bagi orang-orang yang melampaui batas” (QS. An Naba’: 21-22).
Tentang surga, Allah ‘azzawajalla berfirman,
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 133).
Imam Qurtubi rahimahullah menjelaskan saat menafsirkan ayat ini,
وعامة العلماء على أن الجنة مخلوقة موجودة، لقوله (( أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ)). وهو نص في حديث الإسراء وغيره في الصحيحين و غيرهما
“Para ulama menjelaskan bahwa surga telah tercipta dan telah ada sekarang. Berdasarkan firman Allah ta’ala, “telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa“. Dan keyakinan seperti ini, telah ada keterangan secara jelas dalam hadis yang menceritakan tentang Isra’. Baik yang terdapat dalam Shahihain (Shahih Bukhori dan Shahih Muslim) maupun kitab hadis lainnya.” (Al-Jaami’ Li Ahkaamil Qur’an, 5/316).
Dalam ayat yang lain disebutkan,
أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ
“Telah disediakan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya” (QS. An-Najm: 13-15)
Allah juga berfirman tentang surga, saat menceritakan peristiwa isra’ mi’raj Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ(13 ) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ(14 ) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ (15 )
“Dan sesungguhnya Muhammad melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) sekali lagi. Di sisi Sidratul Muntaha. Di sisi Sidrotul Muntaha ada surga, tempat tinggal orang-orang mukmin” (QS. An-Najm:13-15)
Dalil dari Hadis-Hadis Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
Saat peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melihat Sidrotul Muntaha. Di sisi Sidrotul Muntaha tersebut ada surga. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang terdapat dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim. Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى، وَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لاَ أَدْرِي مَا هِيَ، ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ، فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ، وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ
“Kemudian Jibril mengajakku ke Sidratul Muntaha. Ia diselaputi warna-warni yang tidak aku ketahui. Lalu aku dibawa masuk ke dalam syurga. Ternyata di dalamnya terdapat dinding-dinding yang terbuat dari permata, dan debu dari wewangian kasturi” (HR. Bukhori dan Muslim).
Dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim juga disebutkan sebuah hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدَهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ، إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيُقَالُ: هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya apabila salah seorang dari kalian meninggal (ketika berada di alam kubur. pent), maka akan ditampakkan calon tempat tinggalnya nanti di akhirat, setiap pagi dan petang. Bila dia penghuni surga maka ditampakkan kepadanya surga. Bila dia termasuk penghuni neraka maka ditampakkan kepadanya neraka.
Lalu dikatakan kepadanya,” Ini calon tempat tinggalmu nanti. Hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala membangkitkanmu di hari kiamat” (HR. Bukhari & Muslim).
Dalam hadis Barra’ bin ‘Azib, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي , فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ , وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ , وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إلَى الْجَنَّةِ ، قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا
“Lalu terdengar seruan dari langit, “Hambaku benar, maka bentangkanlah baginya (permadani) dari surga, dan pakaikanlah pakaian dari surga, lalu bukakanlah untuknya satu pintu menuju surga. Nabi melanjutkan sabdanya, “Lalu datanglah semerbak wewangian surga..” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa’i, Ibnu Majah).
Kemudian dari Ibunda ‘ Aisyah radhiyallahu’anha, bahwa beliau menceritakan, “Pernah terjadi gerhana matahari semasa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam masih hidup..” Lalu beliau menyampaikan hadis yang cukup panjang. Diantara potongan hadis tersebut adalah,
رَأَيْتُ فِي مَقَامِي هَذَا كُلَّ شَيْءٍ وُعِدْتُمْ حَتَّى لَقَدْ رَأَيْتُنِي أُرِيدُ أَنْ آخُذَ قِطْفًا مِنْ الْجَنَّةِ حِينَ رَأَيْتُمُونِي جَعَلْتُ أُقَدِّمُ وَلَقَدْ رَأَيْتُ جَهَنَّمَ يَحْطِمُ بَعْضُهَا بَعْضًا حِينَ رَأَيْتُمُونِي تَأَخَّرْتُ
“Aku (yakni Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam) melihat di tempatku berdiri ini, segala sesuatu yang dijanjikan kepada kalian. Sampai aku melihat diriku ingin memetik setangkai buah dari surga, ketika kalian melihatku melangkah maju. Aku juga melihat neraka Jahanam yang saling menghancurkan satu sama lain, itu terjadi saat kalian melihatku melangkah mundur” (HR. Muslim ).
Dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu’anhu, beliau berkata, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
اِنَّمَا نَسَمَةُ اْلمُؤْمِنِ طَائِرٌ تَعَلَّقَ فِى شَجَرِ اْلجَنَّةِ حَتَّى يُرْجِعَهُ اللهُ اِلَى جَسَدِهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.
“Sesungguhnya ruh orang mukmin itu adalah burung yang bergelantung di pohon surga. Hingga Allah mengembalikan ruh itu ke badannya di hari kiyamat nanti” (HR. Malik, Ahmad dan Nasai. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam tahqiq beliau untuk kitab Aqidah Thahawiyyah).
Hadis ini secara gamblang menjelaskan, bahwa ruh orang-orang beriman akan berada di surga sebelum hari kiamat terjadi.
Ayat-Ayat dan hadis-hadis yang kami paparkan di atas, cukuplah sebagai dalil yang tegas dan gamblang, bahwa surga dan neraka telah tercipta dan telah ada sekarang. Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Qurtubi rahimahullah di atas. Dan ini merupakan akidah yang disepakati oleh para ulama ahlussunnah wal jama’ah, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abil ‘ iz Al Hanafi rahimahullah. (Pernyataan beliau bisa dibaca di atas).
Wallah ta’ala a’ala wa a’lam….
Demikian yang bisa kami sampaikan untuk para pembaca sekalian. Silahkan di sebarkan bila dirasa manfaat. Semoga Allah selalu memberi taufik kepada penulis dan anda sekalian, untuk berjalan di atas hidayah dan beramal kebajikan.
Ikuti serial tulisan “Kampung Akhirat ” selanjutnya, hanya di Muslim.or.id.
_______
Referensi:
- Al Jannatu wan Naar, karya Prof. Dr. Umar Sulaiman Abdullah Al Asy-qar. Terbitan: Dar An Nafais. Cet. Th 1432 H.
- Syarah At Thahawiyyah fi Al ‘Aqidah as Salafiyah, karya Ibnu Abil ‘ iz Al Hanafi. Terbitan: Darul ‘Ilmiyah. Tahqiq: Syaikh Ahmad Muhammad Syakir.
- Al-Jaami’ Li Ahkaamil Qur’an (Tafsir Al Qurtubi). Terbitan Mu-assasah Ar Risalah. Cet. Th 1434 H. Tahqiq: Dr. Abdullah bin Abdulmuhsin At Turki.
***
Kota Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, 25 Dhulqa’dah 1436
Ditulis Oleh : Ahmad Anshori
Artikel : Muslim. Or.id
[serialposts]
🔍 Tata Cara Shalat Berbaring, Hukum Shalat Berjamaah Dengan Istri, Ibadah Hati, Gambar Gambar Islam, Hukum Sebab Akibat Dalam Agama Buddha
Artikel asli: https://muslim.or.id/26457-kampung-akhirat-1-surga-dan-neraka-telah-tercipta.html